Sunday, October 30, 2016

Bentuk Motor dan Jarak Pengapian

Ass.
salam sejahtera bagi kita semua
setalah beberapa pekan terakhir tidak memposting, berikut ini saya akan memposting bentuk-bentuk motor (Engine) yang umum disekitar kita dan jarak pengapian dari masing-masing bentuk motor.

Bentuk bentuk motor
Alasan motor dibuat lebih dari satu silinder
·         Motor lebih tenang, karena gaya oenggerak poros engkol lebih merata
·         Getaran kecil, karena gaya-gaya torak saling menyeimbangkan
·         Motor jamlah silinder yang banyak dengan langkah torak lebih pendek, kecepatan torak pada putaran tinggi masih dalam batas yang diijinkan, sesuai kekuatan bahan
Dengan jumlah silinder lebih dari satu maka terdapat beberapan susunan silinder motor yang sering dipakai pada mobil yaitu :
Motor sebaris
·         Konstruksi ederhana
·         Tak banyak getaran
·         Perawatan mudah
·         Bila jumlah silinder lebih dari 4 konstruksi terkesan panjang
·         Keseimbangan getaran jelek jika jumlah silinder kurang dari 4

Bentuk V
·         Konstruksi pendek untuk silinder banyak
·         Poros engkol sederhana ( dua batang torak pada satu pena )
·         Perlu 2 kolektor gas buang
·         Keseimbangan getaran lebih buruk dari motor sebaris

Bentuk Boxer
·         Konstruksi pendek dan  rendah
·         Keseimbangan getaran lebih baik dari lainnya
·         Perlu 2 kolektor gas buang
·         Saluran isap panjang jika hanya satu karburator


Jarang Pengapian, Urutan pengapian dan diagram kotak.
Jarak pengapian adalah jarak terjadinya pengapian dari silinder 1 ke silinder berikutnya sesuai dengan urutan pengapian. Jarak pengapian didapat dengan rumus : 7200/i , dimana 7200 = 2 kali putaran engkol atau 4 langkah, sedang i = jumlah silinder.  Dengan demikian maka untuk motor 4 silinder jarak pengapian = 7200/i = 7200/4 = 1800, sedang urutan pengapian yang sering ada pada motor 4 silinder 1 – 3 – 4 – 2. Untuk lebih lengkapnya liat tabel dibawah ini :



Diagram Kotak

Yang ingin mendownload file nya klik Disini

Saturday, October 1, 2016

Peralatan Las Listrik

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
salam hangat dari saya.

Setelah cukup lama tidak pernah menulis (Posting) di blog ini karena terlalu banyak pekerjaan dan tugas, hari ini dan waktu ini saya akan memposting tentang materi pembelajaran yang ada di SMK, berhubung saya juga mengajar di SMK dan untuk memudah kan saya dalam memberikan materi ajar karena memang saya terkadang harus meninggalkan kelas untuk bertugas diluar sekolah. semoga bermanfaat bagi siswa-siswi smk yang sedang mencari materi pembelajaran. hanya saja dalam postingan ini penulis hanya mengambil materi tentang sub kompetensi / sub bab pembelajaran.

silahkan dibaca-baca dulu.Semoga bermanfaat.

KD 3. PROSES PENGECORAN LOGAM

MATERI PEMBELAJARAN
3. LAS BUSUR CAHAYA (LAS LISTRIK)
A. Pengertian umum
Dikatakan  las  busur  cahaya  karena metode  las  ini  menggunakan  suhu  busur cahaya  listrik  yang  tinggi  (4000ÂșC  dan  lebih)  sebagai  sumber  panas.  Untuk pengelasan dapat digunakan baik arus  searah maupun arus bolak-balik. Kutup sumber  yang  satu  dihubungkan  dengan  benda  kerja,  kutup  yang  lain  dengan elektrode  (lihat gambar dibawah  ini). Dalam pembahasan  las busur  ini dibatasi dengan  las  busur  dengan  elektrode  terbungkus,  karena  cara  pengelasan  ini banyak digunakanan.
Pada  pembentukan  busur  cahaya,  elektrode  keluar  dari  kutup  negatif  (katoda) dan mengalir dengan kecepatan tinggi ke kutup positif (anoda). Dari katup positif mengalir  partikel  positif  (ion  positif)  ke  kutup  negatif. Melalui  proses  ini,  ruang udara diantara katoda dan anoda (benda kerja dan elektroda ) dibuat penghantar untuk arus  listrik  (diionisasikan) dan dimungkinkan pembentukan busur cahaya. Sebagai arah arus berlaku arah gerakan ion-ion positif.
Pemindahan  logam  elektrode  terjadi  pada  saat  ujung  elektrode  mencair membentuk  butir-butir  logam  diantarkan  oleh  busur  listrik  menuju  kampuh sambungan yang dikehendaki dan menyatu dengan  logam dasar yang mencair. Apabila  arus  listrik  yang mengalir  besar,  butir-butir  logam  akan menjadi  halus. Tetapi  jika arus  listriknya  terlalu besar butir-butir  logam elektrode  tersebut akan terbakar sehingga kampuh sambungan menjadi rapuh.
Besar kecilnya butir-butir cairan logam elektroda juga dipengaruhi oleh komposisi bahan  fluks  yang  dipakai  pembungkus  elektroda.  Selama  proses  pengelasanfluks akan mencair membentuk  terak dan menutup cairan  logam  lasan. Selama proses pengelasan  fluks yang  tidak  terbakar akan berubah menjadi gas. Terak dan gas yang terjadi selama proses pengelasan tersebut akan melindungi cairan logam  lasan dari pengaruh udara  luar (oksidasi) dan memantapkan busur  listrik. Sehingga adanya fluks, pemindahan logam cair elektroda las menjadi lancar dan tenang.

MESIN LAS LISTRIK (Trafo Las)
Mesin  las  busur  dengan  arus  AC banyak  digunakan.  Dengan  arus AC/bolak-balik maka tidak ada kutup positif  dan  kutup  negatif. Mesin  las arus  AC  menggunakan  tegangan rendah dan arus  tinggi, misalnya 30 V  dengan  180  A.  Jika  mengambil dari  jaringan  listrik  PLN,  digunakan transformator  untuk  menurunkan tegangan. Pada mesin  las arus AC, busur  listrik  yang  ditimbulkan  tidak tenang,  sehingga  untuk  awal penyulutannya lebih sukar dari pada mesin  las arus DC. Oleh karena  itu dalam penggunaannya mesin  las AC  lebih cocok  menggunakan  elektrode  terbungkus  (dengan  fluks)  dan  lebih  ekonomis apabila digunakan untuk pengelasan plat tipis.
A.    Alat Bantu Las
1.      Kabel Las
Kabel  las  digunakan  menyalurkan  listrik  dari  trafo  las  dan  dibuat  dari tembaga/paduan  tembaga  yang  dipilin  (kabel  serabut)  supaya  tidak  kaku dan dibungkus dengan isolasi.
Kabel las, ada 3 macam, yaitu:
a.  Kabel tenaga 
Kabel  tenaga  ialah  kabel  yang  menghubungkan  trafo  las  ke  jaringan listrik.
b. Kabel elektroda 
Kabel  elektroda  ialah  kabel  yang  menghubungkan  trafo  las  dengan penjepit elektroda.
c.  Kabel massa 
Kabel massa  ialah  kabel  yang menghubungkan  trafo  las  dengan  benda kerja.
2.      Pemegang Elektroda 
Pemegang  elektroda atau  penjepit  elektroda digunakan  untuk menjepit  elektroda  pada waktu  mengelas. Elektroda  dijepit  pada bagian pangkalnya, yang tidak  bersalut.  Bagian-bagian  tertentu  dari pemegang  elektroda harus  diisolasi  agar terhindar  dari  sengatan aliran listrik.

3.      Palu Las
Palu  las  atau  palu  terak  berfungsi  untuk membersihkan  terak dan percikan  las. Hati-hatilah  waktu  membersihkan  terak  dan percikan  las,  pakailah  kaca  mata  bening untuk melindungi mata.

4.      Sikat Baja
Sikat  baja  dipakai  untuk  membersihkan benda  kerja  yang  akan  dilas  dan membersihkan  terak  las  setelah  lepas  dari jalur las karena dipuku.

5.      Klem Massa
Klem  massa  adalah  alat  untuk menghubungkan  kabel  masa dari  trafo  las  dengan  benda kerja. Sekalipun klem massa dan kabel  massa  sudah  dibuat  dari  bahan  yang  dapat  dialiri  listrik dengan  baik,  benda  kerja  yang akan  dijepit  harus  dibersihkan dari  karat,  cat  dan minyak  agar arus listrik tidak terganggu.

6.      Penjepit
Penjepit  digunakan  untuk memegang  benda  kerja  yang masih  panas  baik benda itu sedang dibersihkan atau dipindahkan. Disamping  peralatan-peralatan  di  atas,  masih  banyak  peralatan  lain  yang dipergunakan seperti : alat ukur, palu, penggores, pahat dingin, kikir, penitik pusat, dan lain sebagainya.

7.      Elektroda
Elektroda  selain  berfungsi sebagai  logam  kontak  dan pembangkit  busur,  juga sebagai  bahan  pengisi. Elektroda  dibuat  dengan bermacam-macam  ukuran  dan jenis  sesuai  dengan  kebutuhan pengelasan  atau  bahan  yang akan  dilas.  Untuk  mengelas jenis  las  busur  tangan, elektroda  yang  dipakai  adalah elektroda bersalut.

Download File